HALAL BI HALAL VIRTUAL, PERERAT SILATURAHIM

Bulan suci Ramadhan 1441 H telah usai. Umat muslim terlahir kembali menjadi manusia yang suci. Momen lebaran pun masih terasa hingga saat ini. Hal ini dimanfaatkan Sastra Arab UGM untuk mempererat silaturahim antara dosen dengan mahasiswa dengan pelaksanaan acara halal bi halal. Pelaksanaan halal bi halal dilaksanakan pada Kamis (4/6) secara daring melalui platform Google Meet. Acara halal bi halal kali ini diikuti oleh mahasiswa dan seluruh dosen Sastra Arab UGM.

Acara halal bi halal diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh Wildan Syafiq. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an diharapkan dapat memberikan keberkahan dalam berlangsungnya acara. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Liam Pasya sebagai Ketua IKMASA (Ikatan Mahasiswa Sastra Arab). Dalam sambutannya, Liam menyampaikan betapa pentingnya untuk tetap menjalin silaturahim dalam masa pandemi seperti saat ini. Ketika bertemu secara langsung tidak dapat dilaksanakan hendaknya dapat selalu menjalin komunikasi secara virtual. Selanjutnya, sambutan diberikan oleh Abdul Jawat Nur, S.S., M. Hum selaku sekretaris prodi Sastra Arab UGM.

Suasana menjadi hikmat ketika penyampaian tausiyah oleh Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M. S. Dalam tausiyahnya disampaikan mengenai surat Asy-Syams ayat 8 sampai 10. Ayat kedelapan menjelaskan bahwa Allah S.W.T bersumpah demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya. Jiwa manusia memiliki peranan penting di kehidupan manusia. Ketika jiwa dalam keadaan yang sehat maka badan juga akan sehat, begitu juga pergaulan, prestasi, dan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Kemudian, kemahakuasaan Allah yang menciptakan jiwa dengan potensi kebaikan dan keburukan. Ayat kesembilan menerangkan mengenai manusia yang menyucikan jiwanya. Manusia yang menyucikan jiwanya adalah orang yang beruntung. Banyak metode yang dapat dilakukan untuk menyucikan jiwa, seperti shalat fardhu, berzakat, melaksanakan haji, dan juga bersilaturahim meskipun secara daring. Pada ayat ini menegaskan bahwa setiap manusia hendaknya menyucikan jiwanya setiap saat agar tidak kotor. Pada ayat kesepuluh menjelaskan jika manusia yang mengotori jiwa adalah manusia yang merugi. Fadlil menegaskan, pada intinya, hidup di dunia modern saat ini dipenuhi kemaksiatan yang ada di depan mata. Allah S.W.T memberikan potensi pada jiwa manusia, yaitu destruktif dan konstruktif.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh perwakilan angkatan. Dimulai dari angkatan 2019 yang diwakili oleh Nardi Muhammad Fauzi, dilanjutkan dengan angkatan 2018 yang diwakili oleh Revanda Nur Rizky, kemudian angkatan 2017 yang diwakili oleh Nabil Abdul Haq, dan terakhir adalah penyampaian sambutan dari angkatan 2016 yang diwakili oleh Badi’atus Sholichah. Kemudian rangkaian acara halal bi halal ditutup dengan pembagian doorprize.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.