YOGYAKARTA-Sebanyak 145 pakar bahasa Arab dunia akan ikut serta dalam seminar internasional bertajuk ‘Peranan Bahasa Arab dalam Pengembangan Peradaban’ di Yogyakarta. Mereka yang berasal dari 24 negara dunia, yakni Iran, India, Srilanka, Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, Macedonia, dan beberapa negara lain di Timur Tengah ini terdiri atas para pakar, dosen, guru, pemerhati, peneliti, penerjemah bahasa, sastra dan budaya Arab. “Selain itu, acara juga akan dihadiri 400 pakar bahasa Arab dari dalam negeri,” kata Sekretaris Panitia, Drs. Moh. Masrukhi, M.Hum., di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Selasa (12/7).
Dosen Jurusan Sastra Asia Barat FIB ini mengatakan acara digelar oleh Ikatan Pengajar Bahasa Arab seluruh Indonesia atau Ittihadu Mudarrisi al-Lughatil al-‘Arabiyyah (IMLA). Seminar yang akan dirangkai dengan Muktamar Nasional ke-4 IMLA ini berlangsung dari 14-17 Juli 2011. Menurut rencana, acara akan dibuka pada 14 Juli di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM oleh Mendiknas. Selanjutnya, rangkaian acara seminar akan dilaksanakan di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka). “Diharapkan Mendiknas bisa berbicara mengenai pembinaan dan pengembangan kompetensi serta karier dosen bahasa Arab,” imbuhnya.
Selain UGM, seminar internasional dalam rangka Pekan Ilmiah Internasional Bahasa Arab (PINBA) ini juga didukung oleh beberapa perguruan tinggi lain, seperti UIN Suka, UMY, UII, dan UAD. Beberapa topik yang akan dibahas dalam seminar, antara lain, Bahasa Arab: antara Bahasa Politik dan Politik Bahasa, Pembelajaran Bahasa Arab dan Pengembangan Karakter, Interaksi Budaya dan Pengaruhnya terhadap Bahasa Arab, Linguistik Arab: antara Otentisitas dan Kontemporaritas, Sastra Arab dan Sastra Dunia, serta interaksi positif dan negatif.
Sementara itu, Tulus Musthofa, Lc., M.A., selaku Ketua Organizing Committee (OC) seminar mengatakan setelah peristiwa Serangan 11 September 2001 di AS, peminat bahasa Arab justru meningkat, yang datang dari kalangan non-Arab serta berbagai latar belakang sosial-budaya dan etnis. Diakui Tulus, pembelajaran bahasa Arab, khususnya di masyarakat dan perguruan tinggi, juga berkembang dari tradisional ke sistem pembelajaran modern, yaitu dengan internet. “Bukan hanya kemampuan membaca, mendengar, dan menulis saja, tetapi kemampuan berbicara bahasa Arab sekarang maju pesat. Kalau anggota IMLA di Indonesia saat ini setidaknya juga sudah mencapai 3.000-an,”jelas Tulus.
Meskipun sudah cukup maju, Tulus menilai masih ada beberapa kendala dalam pengembangan bahasa Arab, khususnya terkait dengan standardisasi SDM dan penilaian bahasa Arab, seperti TOEFL pada bahasa Inggris. Menurut rencana, akan hadir sebagai pembicara utama acara tersebut ialah Prof. Dr. Abu Aus Ibrahim Al Syamsan (Universitas King Saud Arab Saudi), Prof. Dr. Hasan Abdul Alim Yusuf (Univ Canal Suez, Mesir), dan Prof.Dr. Ali Yunus Dahesh (Australian National University).
Dalam kesempatan itu, IMLA juga akan memberikan penghargaan kepada tokoh yang selama ini secara terus-menerus mencurahkan pikirannya untuk pengembangan dan pengajaran bahasa Arab di Indonesia. Mereka adalah Prof. H. Zaini Dahlan, M.A. (mantan Rektor UII) dan KH Dr. Syukri Zarkasyi, M.A. (Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo) (Humas UGM/Satria AN)