Dr. Hajriyanto Y. Thohari merupakan alumni Sastra Arab tahun 1985. Meskipun berbasis Sastra, tapi karir beliau justru lebih berkibar di bidang politik. Saat ini, beliau menjadi Duta Besar Republik Indonesia di salah satu negara Arab, Lebanon. Selain aktif di dunia politik, beliau juga merupakan kader Muhammadiyah yang dikenal kritis. Lahir di Karanganyar, 26 Juni 1960 beliau pernah menjadi Wakil Ketua MPR RI periode 2009–2014 dari Partai Golkar.
Menurut kesan Dr. Amir Ma’ruf, Ketua Prodi Sastra Arab saat ini yang menjadi pandai kakak angkatan saat beliau belajar di Sastra Arab, Pak Hajriyanto mempunyai gaya berkomunikasi dengan bahasa yang ringan serta mempunyai kemampuan melakukan lobi yang mumpuni. Beliau juga mempunyai kepekaan dan daya kritis yang tajam dalam menyikapi sesuatu hal atau fenomena dengan keistimewaan menilai segala sesuatu tidak selalu bersifat hitam putih; salah benar.
Kalau menurut Dr. Hindun, teman seangkatan beliau, sejak mahasiswa, Pak Hajriyanto memang orang ‘yang sangat banyak omong’, kerennya orator, bahkan digelari sebagai salinan Pak Ali Murtopo atau Pak Harmoko, dua politikus nasional yang terkenal ‘banyak omong’ juga. Beliau pernah menjadi pengajar di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, tetapi tampaknya profesi itu kurang mewadahi bakat dan minat beliau. Selanjutnya beliau aktif di organisasi keagamaan Muhammadiyah dan menjadi ketua PP Muhammadiyah.
Lain lagi testimoni Abdul Jawat, M.Hum. yang menyatakan bahwa Pak Hajriyanto sangat suka mengoleksi novel-novel dari penulis dunia, bahkan mungkin lebih banyak dari buku-buku politik. Bagi Pak Hajriyanto, novel memberikan ilham dan inspirasi untuk masalah-masalah politik yang dihadapinya. “Politik itu makanan saya setiap hari dan novel itu memberi solusi.”