Agus Wahyudi, S.S., lahir di Sleman 16 Agustus 1973. Alumni Sastra Arab UGM angkatan tahun 1993 dan sempat melanjutkan studi di Pascasarjana Ilmu Sastra UGM tapi tesis tidak diselesaikan. Selama kuliah dia juga mengajar di MTs dan MA di sebuah pesantren di Sleman. Selepas kuliah, ia mulai menekuni dunia perbukuan dengan menjadi penerjemah, editor, sampai akhirnya menjadi penulis sampai saat ini. Karya tulisnya yang sudah dibukukan ada sekitar 60-an judul, terdiri dari karya fiksi maupun non fiksi, antara lain buku paket Pelajaran bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas 4,5,6 (dipakai secara nasional mulai tahun 2004), Ar-Ruum: Obat Segala Masalah, novelisasi Serat Centhini 12 jilid, Makrifat Jawa, Biografi Tuan Guru Bajang, Kisah di Balik Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer, dan lain-lain. Profesi utamanya adalah sebagai penulis sembari aktif dalam kegiatan sastra-budaya dan industri perbukuan di Yogyakarta. Mulai bulan Maret 2019 lebih banyak tinggal di Kota Subulussalam Aceh atas undangan Walikota untuk menulis biografi beberapa tokoh setempat sambil menumbuhkan kegiatan literasi di kota tersebut.
Festival Kebudayaan Arab (FKA) kembali digelar oleh Ikatan Mahasiswa Sastra Arab (IKMASA) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada pada Jumat hingga Senin, 26–29 Oktober 2018. FKA tahun 2018 ini merupakan FKA kali keempat yang dihelat oleh IKMASA sejak dimulainya untuk pertama kali pada tahun 2012. Secara berturut-turut, FKA kedua dan ketiga dilaksanakan pada tahun 2014 dan 2016. Secara organisasi, IKMASA memang merencanakan untuk menjadikan FKA ini sebagai acara rutin dua tahunan.
Selain untuk memperkenalkan karya-karya sastra Arab kepada mahasiswa dan khalayak umum, Festival Kebudayaan Arab kali ini sedianya juga dihelat sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil kesusastraan Arab dan upaya untuk menjalin silaturahmi antarmahasiswa prodi bahasa Arab dan sastra Arab dari berbagai universitas se-Indonesia; serta meningkatkan pengetahuan tentang berbagai karya sastra yang ada di Palestina kepada mahasiswa dan khalayak umum. Karenanya, tak heran jika FKA kali ini mengambil tema besar “Romansa Sastra dalam Senandung al-Quds”.
Peserta Festival Kebudayaan Arab ini terbuka bagi mahasiswa, siswa SMA/sederajat di seluruh Indonesia dan umum. Pada tahun ini, FKA menyelenggarakan dua kategori acara, yakni lomba bahasa Arab dan festival kebudayaan. Lomba bahasa Arab ini mencakup lomba debat bahasa Arab, lomba baca puisi bahasa Arab, lomba baca berita bahasa Arab, lomba pidato bahasa Arab, serta lomba esai dan presentasi bagi kategori mahasiswa. Sedangkan bagi kategori siswa, lomba yang digelar adalah lomba taqdimul qiṣoh, lomba pidato bahasa Arab, serta lomba olimpiade bahasa Arab.
Untuk kategori umum, lomba yang dilaksanakan adalah lomba menyanyi lagu Arab, lomba kaligrafi, lomba musābaqah qirā’atil kutub (MQK) serta lomba hadrah. Selain berbagai perlombaan tersebut, digelar juga bazar dan diskusi panel selama FKA berlangsung. Peserta lomba FKA kali ini berasal dari beberapa sekolah dan perguruan tinggi/universitas berbagai daerah di Indonesia bahkan hingga Malaysia. Beberapa universitas dan sekolah tersebut misalnya Universitas Islam Indonesia, UNIDA PUTRI, Universitas Padjadjaran, UIN Maliki Malang, UIN Sunan Kalijaga, UIN Sunan Gunung Djati, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Instika Annuqayyah Madura, Universitas Ahmad Dahlan, IAIDA Banyuwangi, IAI Dalwa, Universitas Malang, UIN Walisongo, MA Al-Kahfi Bogor, MAN 2 Yogyakarta, MA Al-Hikmah 2 Brebes, MA PP Darul Qurro Cilacap, MA Darul Arqom Garut, serta Universiti Islam Malaysia.
Festival Kebudayaan Arab 2018 ini diikuti oleh lebih dari 400 orang peserta. Dengan peserta terjauh berasal dari negara Malaysia. Juara umum FKA tahun 2018 ini diraih oleh Universitas Islam Yogyakarta dengan total perolehan tiga medali emas dari cabang lomba baca berita bahasa Arab, lomba kaligrafi dan lomba menyanyi lagu Arab. []
Kamis, 18 Oktober 2018, hingga Sabtu, 20 Oktober 2018, Prodi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk tri darma perguruan tinggi. Kali ini, program pengabdian dilaksanakan di dusun Klampok, Giripurwo, Purwosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Kegiatan berupa pelatihan bahasa arab peribadatan bagi masyarakat muslim yang ada di dusun tersebut.
Kegiatan ini dipusatkaan di Masjid Baiturahiim yang terletak di dusun Klampok. Selain dosen-dosen Prodi Sastra Arab, pengabdian kepada masyarakat kali ini juga melibatkan para mahasiswa di dalam pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan gara para mahasiswa yang terlibat memiliki kesempatan belajar mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari selama ini. Secara khusus, para mahasiswa ini ditugasi menjadi tutor pendamping peserta pelatihan saat pemberian materi. Selain itu, mereka juga terlibat di dalam penyusunan modul materi pengabdian.
Pemilihan lokasi dan bentuk kegiatan program pengabdian kepada masyarakat ini didasarkan pada hasil survei sebelum acara dilaksanakan. Dari hasil survei tersebut, diketahui bahwa dusun Klampok merupakan dusun yang berpenduduk mayoritas muslim. Dari total 469 keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 1543 orang, 98%-nya adalah muslim. Akan tetapi, dari total penduduk itu, hanya sedikit saja yang menguasai kemampuan untuk menggunakan bahasa Arab dalam peribadatan mereka, terutama ibadah-ibadah yang menggunakan pengeras suara seperti khutbah Jum’at, bacaan imam shalat, serta adzan.
Mengingat kenyataan tersebut, maka tim pengabdian kepada masyarakat Prodi Sastra Arab UGM kemudian berinisiatif mengadakan pelatihan bahasa arab peribadatan khusus untuk adzan, khutbah Jum’at dan bacaan shalat bagi imam. Hal ini mengingat bentuk-bentuk ibadah semacam itu tentu akan didengar oleh orang banyak, sehingga tentu akan sangat elok—dan memang sudah seharusnya—jika pengucapan bahasa Arab yang dilakukan sesuai dengan kaidahnya; dengan baik dan benar serta dengan suara dan irama nada yang pas.
Saat pelaksaan kegiatan, acara dimulai dengan ramah tamah dan pertemuan antara tim pengabdian dengan para tokoh masyarakat serta perangkat desa setempat. Hadir dalam ramah tamah tersebut kepala desa, sekdes, kesra, kadus, serta ketua takmir Masjid Baiturahiim dan beberapa perwakilan masyarakat dusun Klampok. Pertemuan berlangsung mulai pukul 16.00 hingga 17.00 WIB. Selanjutnya, setelah shalat Maghrib berjamaah, acara secara resmi dimulai dengan diawali oleh ceramah umum yang disampaikan oleh Dr. Moh. Masruhi, M.Hum. Ia menjelaskan materi tentang hubungan antara bahasa Arab dan peribadatan yang dilakukan oleh masyarakat. Ia juga berpesan agar kendala yang ada berupa tidak adanya pembelajaran bahasa Arab peribadatan secara tertulis jangan sampai menjadi alasan untuk enggan memperbaiki diri saat ada kegiatan pelatihan. Selain itu, ia juga menekankan agar saat pelaksanaan pelatihan yang berlangsung singkat itu dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Setelah ceramah umum itu, pelatihan secara intensif kemudian dilakukan hingga dua hari ke depan. Para peserta dibagi ke dalam empat kelompok besar, yakni kelompok muadzin, imam, khatib dan jamaah biasa. Kelompok muadzin dilatih secara intensif untuk mengumandangkan adzan. Materi yang diberikan berupa pelatihan pelafalan huruf Arab di dalam adzan, latihan pernapasan agar saat mengumandangkan adzan tidak terpotong di tengah atau berakhir karena napas yang habis, teknik menggunakan mic saat nada tinggi maupun rendah serta pengenalan irama dasar adzan.
Adapun kelompok khatib dan imam dilatih secara intensif untuk dapat melaksanakan khutbah dan mengimami shalat dengan baik dan benar. Materi yang diberikan pada tim ini berupa cara membaca pembukaan khutbah, memilih ayat sesuai tema, memilih doa di akhir khutbah serta pelatihan membaca Surat al-Fatihah. Sedangkan, kelompok yang terdiri dari masyarakat umum dilatih untuk dapat menghafal dan melafalkan bacaan shalat dan doa sehari-hari secara baik dan benar. Selama pelatihan, tim pengabdian menginap di rumah penduduk setempat dan berbaur dengan mereka. Diharapkan, dengan adanya pelatihan ini, bacaan bahasa Arab di dalam peribadatan masyarakat setempat yang dulu hanya didapatkan secara lisan turun-temurun, dari generasi ke generasi, dapat menjadi lebih baik dan sesuai dengan kaidah bahasa Arab, sehingga kekeliruan bacaan dapat dihindari. []
Jum’at, 30 September 2018 bertempat di Ruang Senat gedung rektorat Universitas Negeri Malang, telah berlangsung penandatanganan nota kesepahaman (MoA) antara Univeristas Elektronik Saudi (UES) dengan 45 universitas, perguruan tinggi, dan pondok pesantren di Indonesia. UGM sebagai salah satu universitas di Indonesia yang memiliki program studi sastra Arab pun turut serta dalam penanda tanganan tersebut.
Dalam acara yang berlangsung dengan pengantar bahasa Arab tersebut, Rektor Universitas Elektronik Saudi, Prof. Dr. Abdullah Bin Abdul Aziz menyampaikan bahwa kerjasama universitas yang dipimpinannya dengan berbagai universitas di Indonesia tersebut bertujuan untuk memudahkan orang-orang di luar penutur asli mampu berbahasa Arab dengan baik. Untuk itu Universitas Elektronik Saudi memberikan kesempatan kepada universitas di Indonesia untuk melangsungkan proses pembelajaran jarak jauh dengan pemanfaatan internet, sehingga batasan ruang dan waktu tidak lagi menjadi kendala.
Penandatanganan MoA tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab secara online di Indonesia, khususnya di UGM. Di samping itu, dalam kerja sama tersebut juga disepakati program tes kemampuan bahasa Arab atau Test of Arabic as Foreign Language (TOAFL) yang bisa diakses secara gratis oleh sivitas akademika UGM.
“Penandatangan naskah perjanjian ini merupakan peristiwa besar yang mencerminkan episode penting dalam sejarah pembelajaran bahasa Arab di Indonesia. Kerjasama yang baik ini memiliki peran sentral dalam penyebaran pembelajaran bahasa Arab berbasis komputer. Pada gilirannya, kerjasama ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Arab di perguruan tinggi Indonesia dalam berbagai aspek, bahkan di Indonesia secara umum.” ungkap Prof Imam Asrori, Ketua Umum Ittihadu Mudarrisi al-Lugah al-‘Arabiyyah (IMLA) dalam sambutannya.
Dengan adanya kerjasama ini, para mahasiswa UGM dapat mengikuti proses pembelajaran tidak hanya oleh dosen mereka di kelas, tetapi juga oleh para native speaker dari Saudi secara online. Kerjasama ini juga memungkinkan mahasiswa memiliki banyak pilihan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab dan juga berkesempatan mengukur sampai level apa kemaharian berbahasa Arab mereka.
(Humas UGM/Jawat; Foto: Arief Budiman)