Belajar Bahasa Turki gratis di FIB akan segera dimulai
Bagi seluruh mahasiswa UGM diperkenankan mengikuti kuliah bahasa Turki dengan cara mendaftarkan diri ke Jurusan Sastra Asia Barat/Sastra Arab atau SMS ke 085857193572 (abe)
karena ruang terbatas, kelas hanya akan menampung 55 orang mahasiswa.
Buruan untuk mendaftarkan diri
Kuliah akan berlangsung setiap hari kamis jam 11.00 – 12.40 di G 303 FIB UGM
kuliah perdana 12 September 2013
Bertempat di gedung A ruang 206, para peserta pengabdian pada masyarakat jurusan Sastra Asia Barat asyik mengikuti pemaparan materi dari para pembicara. Pembicara pertama adalah Maulin Ni’am, S. Sos. Dengan topik public speaking : sebagai bekal mahasiswa untuk memberdayakan mesyarakat, Maulin Ni’am menyampaikan bagaimana cara untuk menjadi seorang public speaker yang baik, khususnya dalam program KKN. Beragam apresiasi berupa pertanyaan kepada pembicara turut meramaikan materi pertama.
Materi kedua adalah “khutbah yang benar lagi menarik” yang disampaikan oleh Dr. Amir Ma’ruf, sebagai seorang yang pernah meneliti tentang khutbah dan juga seorang yang sudah mempraktekkan khutbah, Dr. Amir, mampu memberikan penjelasan yang gamblang tentang khutbah dan juga membuatnya menarik untuk materi khutbah pada lanjutan acara akan dipraktekkan.
Materi terakhir adalah “Pengelolaan TPA yang baik” untuk materi ini Muhammad Farih, S.S yang merupakan seorang guru TPA yang kompeten memebrikan materi secara dialog santai, banyak peserta yang kemudian mengutarakan permasalahannya terkait hal-hal yang bersangkutan dengan TPA karena memang banyak peserta yang sudah berkecimpung di dalam dunia TPA.
Acara kemudian dilanjutkan dengan praktek khutbah dan pengelolaan TPA yang diikuti oleh para peserta dengan sangat antusias.
Diskusi Dwi Bulanan yang merupakan salah satu program Jurusan Sastra Asia Barat di bawah Devisi Pengembangan, Rabu 23 Mei 2013 kembali berlangsung. Pada kesempatan ini, pembicara yang berkesempatan memberikan ceramah adalah Dr. Nadi Thoha Ghoni dari Al-Azhar, Mesir.
Dr. Nadi dalam bahasa Arab fusha banyak mengupas tentang bahasa Arab dan bahasa-bahasa serta dialek yang ada di jazirah Arab. Beberapa hal yang disampaikan oleh Dr. Nadi adalah bahwa ketika Nabi Adam AS. masih di surga, dia berbahasa Arab, tetapi ketika diturunkan ke bumi karena bujukan Iblis, dia berbahasa Suryani. Ada pun bahasa Arab sendiri, menurut penjelasan Dr. Nadi adalah turunan dari bahasa Samiyyah (semit) yang kemudian berubah menjadi beragam bahasa lainnya.
Selain bahasa Arab, Dr. Nadi juga berbagi pengetahuan tentang dialek yang ada di jazirah Arab. Beberapa dialek yang sempat diceritakan olehnya adalah dialek kasykasyah dengan ciri menganti dhomir ka dengan sin. Sebagai contoh kata rabbuka, dalam dialek kasykasyah dikatakan dengan rabbus. Dialek selanjutnya adalah dialek tartalah. Dialek ini bercirikan dengan penggantian harakat hurf mudar’ah dengan kasrah, seperti kata yaqra`u dibaca yiqra`u.
Terkait dengan bahasa Arab, Dr. Nadi juga sedikit bertutur tentang budaya Arab berupa kebiasaan mereka memberikan nama untuk anaknya dengan mengambil nama benda-benda alam, seperti fahd (harimau). Alasannya, seperti dikatakan Dr. Nadi, adalah untuk membuat musuh takut. Ada kemungkinan karena kebiasaan masyarakat Arab, khususnya badui yang masih berkabilah-kabilah, suka berperang. Dengan pemberian nama seperti fahd di atas, para musuh menjadi takut.
Diskusi dwi bulanan berlangsung hangat, karena Dr. Nadi mampu mengajak para hadirin larut dalam pemikirannya. Tidak jarang, guyonan pun muncul dari Dr. Nadi yang ditanggapi dengan tawa bersama hadirin. Meskipun hanya dua jam acara tersebut berlangsung, tetapi banyak hal yang dapat diperoleh para hadirin.