Tari Gambyong dan Saman Tandai Pembukaan DREaM 2011

saman

YOGYAKARTA – Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., membuka secara resmi kegiatan The 3rd DREaM International Students Summer Program di Balairung, Minggu (26/6) malam. Pembukaan secara simbolis ditandai dengan pemukulan gong yang dilanjutkan dengan welcoming dinner seraya menikmati pementasan tari Gambyong dan Rapa’i Geleng (Saman).

Dalam pidato singkatnya, Atyanto Dharoko menyambut baik kegiatan yang menjadi wadah peserta dari berbagai negara untuk belajar dan bertukar pengalaman guna meningkatkan kerja sama dan saling pengertian. “Banyak aktivitas dalam kegiatan ini cukup bermanfaat, salah satunya belajar tentang pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari proses kepemimpinan,” kata pria yang akrab disapa Toni ini. Salah satu tema yang diangkat dalam DREaM ketiga ini ialah sosial kewirausahaan. Menurut Toni, pemilihan tema tersebut sangat tepat dan relevan dengan yang dibutuhkan masyarakat global. Toni menambahkan mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan dan membutuhkan banyak hal yang harus dipelajari. Kegiatan international student summer program ini setidaknya mampu memberikan pengalaman bagi peserta dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dunia. Lebih dari itu, juga terbangunnya jaringan internasional antarpeserta dari berbagai negara. “Saya yakin, tidak hanya peserta yang mendapatkan manfaat langsung, tapi juga lembaga dan negaranya masing-masing,” ujar Toni.

Kegiatan yang berlangsung selama 10 hari, 26 Juni- 5 Juli 2011, ini diikuti oleh 68 mahasiswa asing dari 18 negara, antara lain, Jerman, Argentina, Malaysia, Cina, Jepang, Malaysia, Thailand, Rusia, Amerika Serikat, Belgia, dan Vietnam. Ditemui di sela-sela pembukaan, Andreas Nugraha, koordinator divisi acara, mengatakan dipilihnya sosial kewirausahan menjadi salah satu tema besar dalam kegiatan DREaM tahun ini dengan salah satu tujuannya ialah mengajak peserta untuk tahu banyak tentang berbagai permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat. “Peserta belajar manajemen kewirausahaan sosial untuk mengangkat potensi yang sudah ada di masyarakat,” katanya.

Selama 10 hari, peserta akan mendapatkan kuliah dari beberapa pakar, di antaranya Direktur ASEAN Foundation, Makarim Wibisono, pengusaha Martha Tilaar dan Sandiaga S. Uno, serta pengajar sekolah rimba, Butet Manurung. Selanjutnya, peserta juga akan dimagangkan di berbagai LSM dan komunitas lokal yang ada di Yogyakarta. Peserta berkesempatan untuk meninjau kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Pembelajaran Masyarakat (KKN-PPM) di Desa Beji, Kabupaten Gunung Kidul. “Di sela kegiatan itu, mereka juga diajak berkunjung ke Keraton Yogyakarta, kawasan Malioboro, dan Candi Borobudur,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.