Arsip:

Kegiatan Mahasiswa

Ayyamul Usrah Pengurus IKMASA 2023/2024

Yogyakarta, 9-10 Mei 2024 – Ikatan Mahasiswa Sastra Arab UGM (IKMASA) mengadakan kegiatan Ayyamul Usrah yang dilaksanakan pada tanggal 9-10 Mei 2024 di Joglo Green House, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara ini merupakan salah satu program kerja dari Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) IKMASA UGM. Acara ini bertujuan untuk mengakrabkan dan menjaga keharmonisan antar pengurus IKMASA UGM.

Acara yang dihadiri oleh seluruh pengurus IKMASA UGM ini diawali dengan kegiatan Ikmasa Leader Camp dan dilanjutkan dengan rangkaian acara WIB (Waktu Ikmasa Bersama). WIB merupakan rangkaian acara yang diawali dengan penyalaan api unggun, penyampaian kesan pesan, tukar kado, dan nonton bareng. Melalui Ayyamul Usrah, diharapkan keharmonisan dan keakraban pengurus IKMASA UGM tetap terjaga. 

Kunjungan Ikatan Mahasiswa Sastra Arab Universitas Gadjah Mada (IKMASA UGM) ke Balai Bahasa DIY

Yogyakarta, 29 September 2023 – Ikatan Mahasiswa program studi Sastra Arab Universitas Gadjah Mada (IKMASA UGM) mengadakan kunjungan keduanya yaitu ke Balai Bahasa D.I. Yogyakarta. Mengingat program studi Sastra Arab adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan bahasa, dan kita ketahui bahasa Arab bukan bahasa ibu melainkan bahasa Asing maka oleh sebab itu, kunjungan kali ini mengangkat tema yang berjudul “Implikasi Penggunaan Bahasa Asing dalam Kehidupan Sehari – hari

Acara IKMASA berkunjung atau lebih dikenal dengan ” SANJUNG” diadakan di Balai Bahasa D.I. Yogyakarta tepatnya di Aula S. Takdir Alisjahbana kali ini dibuka oleh Ibu Nindwihapsari S.S, yang merupakan salah satu staff yang ada di balai bahasa sebagai KKLP kamus dan Istilah, yang di mana tidak hanya itu saja tugas beliau tetapi juga mengurusi layanan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing ( BIPA ).

Selanjutnya penyampaian maksud dan tujuan dari kunjungan Ikatan Mahasiswa Sastra Arab UGM ke balai bahasa D.I.Yogyakarta  yang disampaikan oleh Sabik Hikami, mahasiswa Sastra Arab 21.  Sesi berikutnya adalah acara inti yaitu pemaparan materi oleh Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd., (Kepala Balai Bahasa D.I. Yogyakarta) bahwa Balai bahasa yang ada di Yogyakarta merupakan balai bahasa paling tua di Indonesia karena dulunya digunakan oleh seorang dokter Belanda dan juga merupakan kawasan kota baru yang 80%-nya punya peninggalan Belanda dan sekarang menjadi cagar budaya hal itu menandakan bahwa Yogyakarta memiliki komitmen yang kuat dalam melestarikan budaya yang ada.

Selanjutnya dijelaskan tiga Program Prioritas Badan Bahasa diantaranya adalah Literasi Kebahasaan dan Kesusastraan meliputi perkamusan dan peristilahan, Uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI), dan literasi. yang kedua yaitu Internasionalisasi Bahasa Indonesia meliputi bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) dan penerjemahan.  Yang ketiga perlindungan bahasa dan sastra meliputi perlindungan dan pemodernan. Semua itu diwujudkan dengan “TRIGATRA BANGUN BAHASA” yaitu utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.

Tidak hanya itu, Balai bahasa juga memiliki rencana pengembangan kegiatan lokal yang diantaranya adalah lomba membaca aksara jawa, pendampingan kepada komunitas, gerakan pengutamaan bahasa Indonesia, penggunaan aksara jawa, dan penataan bahasa asing di ruang publik, Krida duta bahasa yang meliputi jaga bahasa, niaga bahasa, abdi bahasa, lalu adanya BIPA dalam menyusun panduan berbahasa Jawa untuk WNA (satu minggu berbahasa jawa) dan pemeliharaan manuskrip yang tersimpan serta digitalisasi kamus.

Produk dan Layanan Badan Bahasa bermartabat bermanfaat yang bisa diakses yaitu KBBI, UKBI, BIPA, Sipedi, SPAI, Ensiklopedia sastra Indonesia, data pokok kebahasaan dan kesusastraan. Dari pemaparan materi di atas dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yaitu membahas  seputar bahasa slang yang digunakan oleh anak-anak milenial saat ini, dilihat pada kenyataannya bahwa bahasa akan selalu mengikuti zaman karena sifatnya dinamis dan pasti ada masanya jadi bahasa slang akan memudar penggunaannya dan tidak ada larangan di gunakan dalam obrolan sehari-hari jika sebagai selingan, asalkan jangan digunakan ketika dalam lingkungan formal tetapi tidak menutup kemungkinan kalau bahasa alay/slang itu masuk ke KBBI.

Kemudian acara selanjutnya dengan sesi penutup yaitu penyerahan plakat kepada pihak balai bahasa yang diberikan oleh Sabik Hikami sebagai kenang-kenangan atas kunjungan IKMASA UGM ke Balai bahasa D.I. Yogyakarta serta dilanjutkan sesi dokumentasi seluruh peserta yang hadir. Dengan diadakannya kegiatan “SANJUNG” ini diharapkan para mahasiswa Sastra Arab dan menerapkan penggunaan yang benar dalam kehidupan sehari-hari agar sesuai dengan kaidah kebahasaan dan kesusastraan.

Dokumentasi selengkapnya

Penulis: Yesyailla Abzani Alfath

Raudhah Kitabah, Markaz al-Bahts wa al-Kitabah: Mesir Kuno dalam Pandangan Arab Muslim di Abad Pertengahan

Yogyakarta, 22 Agustus 2023 – Departemen Keilmuan IKMASA memprakarsai sebuah forum diskusi seputar bahasa, sastra, dan budaya Arab. Forum ini diberi nama “Raudhah Kitabah” yang memiliki arti taman karya, karena forum ini menjadi wadah atau tempat bagi mahasiswa Sastra Arab untuk membahas karya dan berkarya. Pemantik forum ini yaitu Zaky Shofiyurrahman, mahasiswa Sastra Arab 2022. Latar belakang pemantik dalam mengambil tema ini adalah keingintahuan ia sejak SMA tentang “Apa yang terjadi saat bangsa Arab menemukan monumen-monumen Mesir kuno; dan bagaimana mereka menjelaskan monumen-monumen tersebut”

Yang pertama, dari segi pendekatan sejarah. Bangsa Arab sendiri sangat menghargai studi sejarah. Mereka memiliki perasaan bahwa umat manusia mempunyai asal yang sama.

Tuhan menjadikan dalam diri kita kebutuhan akan pengetahuan tentang sejarah para pendahulu kita, sebagaimana kebutuhan para pendahulu kita akan sejarah para pendahulu mereka, dan sebagaimana kebutuhan orang-orang yang akan datang setelah kita untuk sejarah kita” Al-Jahiz (wafat 771 M) Al-Haywan 1: 42

Akan tetapi, seringkali umat Muslim dianggap bertekad untuk menghancurkan monumen budaya pra-Islam (berhala). Namun pada kenyataannya, umat muslim justru menyadari nilai dari monumen tersebut untuk mempelajari masa lalu. Selain itu, para penguasa Muslim merawat monumen-monumen tersebut karena dianggap memiliki manfaat, seperti:

  1. Monumen adalah bukti sejarah yang berguna untuk kronologi;
  2. Mereka memberikan bukti bukti untuk Kitab Suci;
  3. Mereka adalah pengingat akan ketahanan dan takdir;
  4. Mereka menunjukkan keadaan dan sejarah nenekmoyang, kekayaan ilmu mereka, dan kejeniusan pemikiran mereka.

Berikut penjelasan dari perbedaan antara bangsa Arab dengan bangsa Barat mengenai Egyptologi nya, :

Bangsa Arab Bangsa Barat
Menganggap bahwa ajaran Mesir Kuno adalah sumber inspirasi dari ilmu pengetahuan Menganggap bahwa ajaran Mesir kuno sudah tidak relevan
Fokus pada pencarian ilmu pengetahuan kuno, terutama mengenai alkemi (ilmu-ilmu protosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme, dan agama.) Berfokus pada studi filologi dan mengumpulkan barang antik untuk menjadi dasar studi sejarah
Untuk memahami sejarah manusia secara global Untuk memvalidasi teks-teks agama, seperti Bible

 

Yang kedua, kontak dengan Mesir. Mesir telah menjalin hubungan dengan negara tetangganya semenjak zaman pra-sejarah. Catatan sejarah menyebutkan bahwa orang-orang asing dengan berbagai ras dan kelas menetap di Mesir, termasuk di dalamnya bangsa Arab. Jauh sebelum masa Islam, bangsa Arab telah bermigrasi ke Afrika Utara, dan hal ini terus berlanjut bahkan setelah datangnya Islam. Selain itu, disebutkan bahwa kebudayaan Mesir Kuno mempengaruhi kehidupan bangsa Arab. Seperti penggunaan nama-nama Pharaonic, partisipasi bangsa Arab dalam pelayanan di kuil Mesir Kuno dan pemerintahan, dan penemuan ukiran-ukiran Mesir Kuno di Jazirah Arab.

Kemudian yang ketiga adalah pengaruh Qur’an dan Hadits. Dorongan muslim Arab untuk mempelajari sejarah Mesir Kuno berasal dari keyakinan agama, terkhusus karena Al-Qur’an. Mereka mempercayai bahwa umat manusia memiliki asal-usul yang sama, dan adanya keberagaman di dunia ini untuk mengenal satu sama lain. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memuji Mesir dalam hadits-haditsnya. Beliau menyebutkan bahwa bangsa Arab memiliki hubungan dengan Mesir melalui Hajar, ibu dari Nabi Ismail AS. yang dianggap sebagai ayah dari bangsa Arab.

Yang keempat, dari segi penaklukan Mesir. Penaklukan Mesir terjadi masa kekhalifahan Umar bin Khattab, ketika 4000 pasukan Islam sampai di Babylon, benteng Romawi di Old Cairo yang berlanjut ke beberapa pertempuran dan negosiasi yang berakhir dengan pengambilalihan Mesir pada tahun 20H / 641M. Masyarakat asli Mesir tidak terlibat dalam pertempuran ini, maka dari itu mereka tidak dianggap sebagai musuh. Bahkan disebutkan bahwa penaklukan Mesir ini tidak mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat asli Mesir, baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan.

Yang kelima adalah pengaruh dari penamaan Koptik. Para penulis Arab Muslim saat itu menggunakan kata qibt / qypt (Koptik) untuk menunjukkan pribumi Mesir, baik dalam konteks Mesir Kuno maupun di masa mereka. Nama ini sudah dituliskan di dalam Talmud, jauh sebelum penaklukan Mesir oleh Muslim. Dan nama ini terus digunakan untuk menyebut masyarakat Mesir pada umumnya, tanpa membedakan agamanya. Seperti pada masa dinasti Mamluk, banyak orang Muslim yang disebut sebagai orang Koptik.

Selanjutnya yang keenam adalah penamaan Mesir. Nama yang digunakan dalam literatur Arab untuk menyebut Mesir adalah kata “Misr”, yang berarti negara, pusat perkotaan, dan perbatasan dalam bahasa Arab, yang kemungkinan merupakan turunan dari bahasa Mesir Kuno “mdr” yang berarti perbatasan yang dilindungi atau yang diberi tembok. Namun, ada pula beberapa versi untuk penyebutan Mesir, seperti “Maqdunia” dan “Jizla”.

Lalu, sumber pembelajaran pemantik dalam pembahasan ini adalah:

  1. Pengamatan langsung dan cerita rakyat;
  2. Cendekiawan Mesir;
  3. Sumber-sumber klasik;
  4. Israiliyyat (Judaica);
  5. Sumber-sumber Arab.

 

Bahan Diskusi Rakit

Penulis: Shafira Nafidzatur Rahmah

MAHAPRENEUR TALK : MENJADI MAHASISWA CERDAS BERFINANSIAL

Minggu (25/4) Departemen Ekonomi Kreatif Ikmasa menyelenggarakan kegiatan Mahapreneur Talk bertajuk “Menjadi Mahasiswa Cerdas Berfinansial”. Mahapreneur Talk merupakan kegiatan seminar kewirausahaan dengan narasumber berpengalaman dan sasaran peserta umum. Kegiatan ini menghadirkan Rika Absoni (Peraih Medali Emas PKM-K Pimnas, Financial Officer StartUp Animal Husbandary “Broiler X”)  dan Tasqiya Ratnasari (Sastra Arab 2019) selaku moderator.

Menjadi seorang pembelajar harus sudah bisa mengatur dan menghemat keuangan pribadi. Karena masa depan tidak diraih hanya dengan satu malam, menabung dan memulai investasi menjadi hal kecil yang bisa dilakukan. Mengelola keuangan pribadi tentu berbeda dengan pengelolaan keuangan perusahaan atau organisasi. Mengelola keuangan pribadi tidak memerlukan pembukuan dan pencatatan khusus lainnya. Namun, hal itulah yang kerap kali menjadikan seseorang tidak mengontrol keluar masuknya uang.

Dalam hal kesehatan finansial, secara teori pemasukan harus lebih besar daripada pengeluaran. Bagaimana cara kita agar bisa mapan secara pribadi dalam hal keuangan? Rika Absoni membagikan 5 cara agar bisa mapan secara pribadi dalam hal keuangan, diantaranya adalah rasio likuiditas (mengubah aset menjadi uang tunai), rasio tabungan, rasio kemampuan pelunasan hutang, rasio solvabilitas (mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban baik utang jangka pendek ataupun utang jangka panjangnya), dan pertumbuhan pendapatan.

DOKUMENTASI