Sabtu pagi, 27 oktober 2018, Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada menghelat dies natalis ke-55. Diawali dengan pembacaan kalam ilahi dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Hymne Gadjah Mada, acara yang dilaksanakan di Auditorium Gedung C lantai tiga ini berlangsung dengan khidmat. Selepas sambutan dari Dr. Amir Ma’ruf, M.Hum. selaku pimpinan Prodi Sastra Arab serta Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA., puncak acara pun digelar. Puncak acara dies natalis ke-55 kali ini berupa orasi ilmiah oleh Prof. Dr. Sangidu, M.Hum., salah seorang dosen Program Studi Sastra Arab yang pernah menjadi atase pendidikan Republik Indonesia di Mesir.
Acara yang dihadiri oleh dekan, seluruh dosen dan staf Prodi Sastra Arab, para tamu undangan dari berbagai jurusan, serta mahasiswa dan para alumni dari berbagai wilayah di Indonesia ini dipungkas dengan acara pemotogan tumpeng dan makan siang bersama. Sebelumnya, ditampilkan pula tari saman khas Aceh oleh para mahasiswa Prodi Sastra Arab yang tergabung ke dalam kelompok Rampoe UGM sebagai hiburan pada dies natalis ke-55 ini.
Perhelatan acara dies natalis ke-55 ini dilanjutkan dengan kegiatan temu alumni pada siang hingga petang harinya. Temu alumni ini dilakukan guna menjalin silaturahmi antaralumnus Sastra Arab UGM serta mengaktifkan kembali fungsi organisasi alumni, IKSAGAMA (Ikatan Keluarga Sastra Arab Universitas Gadjah Mada). Pada acara yang dikemas dengan nuansa santai dan penuh kekeluargaan ini, dilangsungkan dua acara penting, yakni diskusi alumni serta pembentukan pengurus baru ikatan alumni serta penyusunan program kerjanya ke depan.
Pada kesempatan tersebut, terbentuklah kepengurusan baru IKSAGAMA. Terpilih sebagai ketua adalah Abdul Ghafar, angkatan 1984. Adapun wakil ketua adalah Ahmad Fauzi, angakatan 2002. Sekretaris 1 yaitu Sabiq Musthafa, angkatan 2010 dan sekretaris 2 Evayatun Ni’mah, angkatan 2008. Posisi bendahara dipercayakan kepada Rumpoko, angkatan 2010, sebagai bendahara 1, serta Zulfa Zilmi Jaziroh angkatan 2010 sebagai bendahara 2.
Pada kesempatan tersebut juga dibentuk tiga divisi baru yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Ketiga divisi tersebut yakni divisi kewirausahaan yang akan menjadi wadah pertemuan dan kerja sama di antara para alumni yang menggeluti dunia bisnis; divisi akademik yang menjadi wadah bagi para alumni yang berkecimpung di dunia pendidikan pada semua tingkatan; serta divisi konselor yang menjadi ajang perjumpaan bagi para alumni yang berada di luar divisi sebelumnya.
Bertindak sebagai koordinator divisi kewirausahaan adalah M. Arif Hakim, angkatan 1994; sedangkan divisi akademik dikoordinatori oleh Asykuri, angkatan 1992. Adapun alumni yang menjadi koordinator divisi konselor adalah Yudhani Prawijaya, angkatan 2001. Temu alumni dan pembentukan pengurus baru organisasi ini diakhiri dengan acara hiburan berupa penampilan musik oleh para mahasiswa aktif Prodi Sastra Arab yang dilanjutkan dengan makan malam bersama. Beberapa gerobak angkringan didatangkan guna memeriahkan acara makan malam tersebut, sekaligus ajang melepas kangen dan kenangan para alumni semasa kuliah dulu. []
Sebagai realisasi program kerjasama antara Prodi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada dengan Suez Canal University, Mesir, dihelatlah kuliah umum pada Rabu, 25 Juli 2018 di Ruang Multimedia Gedung Margono Lt. 2 FIB, UGM. Kuliah umum ini dihadiri oleh—khususnya—mahasiswa S1 Prodi Sastra Arab, mahasiswa S2 dan S3 Minat Kajian Timur Tengah. Selain itu, hadir juga para mahasiswa S2 dan S3 dari beberapa bidang kajian lainnya. Kuliah umum ini menghadirkan Prof. Dr. El-Sawy El-Sawy Ahmed Abdelrahem dari Suez Canal University serta Prof. Dr. Sangidu, M.Hum. dari Prodi Sastra Arab UGM.
Dalam kuliah umum bertajuk “Formulasi Baru Bahasa, Sastra dan Budaya Arab” tersebut, masing-masing pembicara menjelaskan temuan mereka mengenai perkembangan teori bahasa, sastra dan budaya Arab terkini berdasarkan hasil-hasil penelitian para akademisi. Dalam kesempatan tersebut, para peserta diberi kesempatan untuk bertanya secara langsung kepada para pembicara. Bahkan, secara khusus, di akhir acara kuliah umum ini dilaksanakan diskusi dan konsultasi penelitian yang dilakukan oleh para mahasisa yang hadir, baik mahasiswa S1 Prodi Sastra Arab maupun mahasiswa S2 dan S3 Kajian Timur Tengah. []
Didirikan pada tahun 1929 oleh K.H. Ahmad Fadlil, Pondok Pesantren Darussalam—Ciamis, Jawa Barat—kini telah berusia 89 tahun. Pondok pesantren yang dirintis dari sebuah masjid itu kini telah menjelma menjadi pesantren besar dengan ribuan santri yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Tak hanya menyelenggarakan pendidikan nonformal berupa pesantren, lembaga pendidikan yang pada mulanya bernama Pesantren Tjidewa itu terus mengembangkan diri dengan membuat sekolah-sekolah dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi—Institut Agama Islam Darussalam (IAID)—sebagai lembaga pendidikan formalnya guna menjawab tantangan zaman.
Sebagai sebuah lembaga yang mengajarkan ilmu agama Islam, Pondok Pesantren Darussalam menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu mata pelajaran wajib, bahkan yang utama. Bahasa Arab diajarkan dari mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi pada pendidikan formal serta seluruh tingkat pendidikan pada lembaga pendidikan pesantrennya. Seluruh santri di pesantren wajib menguasai bahasa Arab guna mempelajari ilmu-ilmu keislaman serta bahasa komunikasi harian. Dengan demikian, penggunaan dan pengajaran bahasa Arab bukanlah hal yang asing bagi pesantren ini.
Akan tetapi, meski demikian, guna terus meningkatkan kualitas dan kemampuan para santri serta para pelajar dan mahasiswa di lingkungan Pondok Pesantren Darussalam, pesantren ini terus berupaya memperbaiki sistem dan kemampuan personal para pengajar bahasa Arabnya. Salah satu cara yang ditempuhnya yaitu dengan melakukan kerja sama dengan Prodi Sastra Arab UGM. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk mencari solusi atas kendala-kendala yang lazim dihadapi oleh para ustadz/ustadzah di dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan mereka di lingkungan pondok pesantren.
Untuk itulah, pada tanggal 18-20 Juli 2018, dalam program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), Prodi Sastra Arab, FIB, UGM menghelat acara bertajuk “Metode Pembelajaran Percakapan Bahasa Arab” yang dikhususkan bagi para guru pengajar bahasa Arab di lingkungan Pondok Pesantren Darussalam Ciamis ini. Acara PKM kali ini dihadiri oleh kurang lebih tiga puluh lima orang peserta. Mereka adalah para ustadz dan ustadzah pengajar bahasa Arab di lingkungan Pondok Pesantren Darussalam, baik dari lembaga nonformal pesantren maupun lembaga pendidikan formal, mulai tingkat SD hingga perguruan tinggi.
Program pengabdian kepada masyarakat kali ini termanifestasi dalam tiga kegiatan utama. Pertama, penyampaian kuliah umum dengan tema “Perkembangan Bahasa Arab Mutakhir”. Kuliah umum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Juli 2018, mulai pukul 19.30–21.30 WIB. Kegiatan ini bertempat di auditorium Institut Agama Islam Darussalam. Pemateri pada acara ini adalah Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U., M.A. selaku guru besar Sastra Arab, FIB, UGM.
Kuliah umum ini mengulas mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada bidang bahasa Arab sesuai dengan situasi dan perubahan masyarakat penuturnya—masyarakat Arab. Secara gamblang, Prof. Dr. Syamsul Hadi menjelaskan sejarah perumusan tata bahasa Arab hingga periode awal penyusunan kamus bahasa Arab serta tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Pembahasan lebih dalam mengenai munculnya beberapa aliran dalam penulisan kamus juga tak lepas dari penjelasannya. Begitu pula mengenai penggunaan program atau aplikasi kamus digital yang marak belakangan ini. Dalam hal kamus digital ini, ia mengkritisi nilai edukasi serta tingkat keakuratan hasil kerja aplikasi tersebut. Selain itu, ia juga menyampaikan pandangannya ke depan mengenai potensi pengembangan aplikasi kamus digital.
Kedua, identifikasi kendala pengajaran bahasa Arab. Kegiatan ini dilangsungkan di auditorium IAID pada Kamis, 19 Juli 2018, pukul 08.00-10.00 WIB. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kendala atau kesulitan yang lazim ditemui oleh para ustadz dan ustadzah pengampu mata pelajaran bahasa Arab di lingkungan Pondok Pesantren Darussalam ketika mereka mengajar. Kegiatan ini diawali dengan penjelasan mengenai pentingnya kepekaan seorang pendidik terhadap keadaan peserta didiknya. Dengan memiliki kepekaan, seorang pendidik akan dapat mengetahui hal apa saja yang dibutuhkan agar pengajaran bahasa Arab yang dilakukannya berjalan baik serta mendapatkan hasil maksimal. Dengan kepekaan ini pulalah, seorang pendidik akan mengetahui beragam kendala yang berpotensi menghambat proses pembelajaran yang dihelatnya.
Adapun guna mengidentifikasi beragam kendala pengajaran bahasa Arab, peserta kemudian dikelompokkan sesuai dengan kriteria tertentu. Pembagian kelompok ini penting mengingat permasalahan yang dihadapi oleh seorang guru bahasa Arab akan berbeda di setiap tingkat pendidikan tempatnya mengajar. Mereka kemudian berdiskusi di dalam kelompok masing-masing untuk menggali beragam persoalan yang dihadapi. Setelah selesai, setiap kelompok akan mempresentasikan hasil diskusinya di hadapan seluruh kelompok yang ada. Dari hasil pemaparan tiap-tiap kelompok, tampak bahwa kendala terbesar dan sering dihadapi oleh para guru bahasa Arab di lingkungan pesantren tersebut adalah persoalan di wilayah bahasa Arab lisan, khususnya percakapan. Oleh karena itu, kegiatan selanjutnya—yakni kegiatan ketiga—yang dilaksanakan adalah pelatihan metode pembelajaran percakapan.
Kegiatan pelatihan metode pembelajaran percakapan yang dilakukan oleh para dosen Prodi Sastra Arab UGM terhadap para pengajar bahasa Arab di lingkungan Pondok Pesantren Darussalam ini meliputi beberapa teknik. Di antara teknik-teknik tersebut misalnya teknik menirukan, teknik membaca gambar, teknik recalling, teknik permainan, teknik drill, teknik bernyanyi, teknik peran, teknik bercerita, serta teknik presentasi. Diharapkan, setelah para guru bahasa Arab itu mengetahui dan memahami teknik-teknik tersebut, persoalan pembelajaran bahasa Arab yang mereka temui dapat diatasi, sehingga para siswa dan santri akan merasakan kemudahan serta suasana yang menyenangkan di dalam mempelajari bahasa Arab. []