Arsip:

mahasiswa

Kuliah Pedana Semester Genap 22/23

Haloow Warga Sasrab,
Waktu berlibur dan bersantai telah usai, saatnya kembali ke dunia perkuliahann !!

Yuhuu mari kita hadirri :
KULIAH PERDANA Semester Genap 23/24 dengan tema :
“Dari Hobi Menjadi Profesi dan Cuan”

Bersama pembicara :
Cindy Rianika (Konten Kreator Internasional)
Rahmad Kurniawan (Visual Artist)
Reisa Nurma (Pengusaha)

Senin, 13 Februari 2023
07.30 – 12.00 WIB
Auditorium Sugondo

Jangan lupa hadirr yaa kawannndd ‼️

MAHAPRENEUR TALK : MENJADI MAHASISWA CERDAS BERFINANSIAL

Minggu (25/4) Departemen Ekonomi Kreatif Ikmasa menyelenggarakan kegiatan Mahapreneur Talk bertajuk “Menjadi Mahasiswa Cerdas Berfinansial”. Mahapreneur Talk merupakan kegiatan seminar kewirausahaan dengan narasumber berpengalaman dan sasaran peserta umum. Kegiatan ini menghadirkan Rika Absoni (Peraih Medali Emas PKM-K Pimnas, Financial Officer StartUp Animal Husbandary “Broiler X”)  dan Tasqiya Ratnasari (Sastra Arab 2019) selaku moderator.

Menjadi seorang pembelajar harus sudah bisa mengatur dan menghemat keuangan pribadi. Karena masa depan tidak diraih hanya dengan satu malam, menabung dan memulai investasi menjadi hal kecil yang bisa dilakukan. Mengelola keuangan pribadi tentu berbeda dengan pengelolaan keuangan perusahaan atau organisasi. Mengelola keuangan pribadi tidak memerlukan pembukuan dan pencatatan khusus lainnya. Namun, hal itulah yang kerap kali menjadikan seseorang tidak mengontrol keluar masuknya uang.

Dalam hal kesehatan finansial, secara teori pemasukan harus lebih besar daripada pengeluaran. Bagaimana cara kita agar bisa mapan secara pribadi dalam hal keuangan? Rika Absoni membagikan 5 cara agar bisa mapan secara pribadi dalam hal keuangan, diantaranya adalah rasio likuiditas (mengubah aset menjadi uang tunai), rasio tabungan, rasio kemampuan pelunasan hutang, rasio solvabilitas (mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban baik utang jangka pendek ataupun utang jangka panjangnya), dan pertumbuhan pendapatan.

DOKUMENTASI

MUNAQOSYAH ILMIAH 1: PENGARUH ILMU NAHWU DALAM SASTRA ARAB

Minggu (28/3) Departemen Keilmuan Ikatan Mahasiswa Sastra Arab UGM menyelenggarakan Munaqosyah Ilmiah Pertama dengan tajuk Pengaruh Ilmu Nahwu dalam Sastra Arab dengan peserta mahasiswa dan masyarakat umum. Dalam munaqosyah ini, kami mengundang Bapak Hamdan, M.A. selaku Dosen Sastra Arab UGM sebagai narasumber yang dipandu oleh Himatul Rokhmah yaitu Mahasiswa Sastra Arab UGM 2019 sebagai pemandu acara.

Dalam munaqosyah ini, Bapak Hamdan memaparkan bagaimana posisi dan urgensi ilmu nahwu terhadap perkembangan karya sastra Arab pada masa silam hingga kontemporer. Beliau memulai dengan mendefinisikan bahasa Arab sesuai dengan bagaimana kalangan Arab memahaminya. Dalam penuturannya, bahasa Arab merupakan pelafalan yang terdiri dari huruf-huruf dimana huruf itu sendiri merupakan bentuk dari kesatuan antara makhraj (tempat keluarnya huruf hijaiyah) dengan suara. Selama lafaz memiliki maksud/makna, maka ia menjadi bahasa. Namun tak sebatas maksud saja, perlu adanya penyesuaian komposisi lafaz yang diinginkan agar dapat digunakan, dipahami, dan diterima sebagai bagian dari bahasa Arab. Oleh karena itu, untuk mempelajari bahasa Arab dengan baik, kita butuh menapaki anak tangga yang pertama yaitu ilmu nahwu dan ilmu shorof.

Bahasa yang digunakan untuk karya sastra Arab, tergolong bahasa yang lebih rumit dari umumnya karena selain memperhatikan kaidah gramatikal,  mengutamakan sudut estetika berupa kata-kata yang hiperbolis merupakan ciri khas dari bentuk keindahan sastra. Ilmu nahwu sebagai fondasi vital dalam pembentukan ungkapan bahasa Arab, harus beberapa kali menerima penyesuaian dengan kompetensi yang telah ditetapkan bangsa Arab demi lahirnya esensi artistik dari karya sastra tersetbut. Beliau memberikan contoh keelokan makna dalam salah satu karya sastra Arab yaitu kalimat حيل المصاحف. حيل adalah gelombang, sedangkan المصاحف adalah lembaran. Dimaklumi bahwa gelombang bermakna kuat, adapun lembaran bersifat lemah. Dengan menggabungkan kedua hal kontradikif tersebut, disinilah letak sebuah paradoks yang bertujuan agar orang-orang Arab mampu dalam kebersamaan tetap kembali pada kitab-kitab suci.

Foto Dokumentasi:

STUDIUM GENERALE DAN INSPIRING ALUMNI BERKARIR DI KEMENTERIAN LUAR NEGERI: PELUANG DAN TANTANGAN BAGI MAHASISWA SASTRA ARAB

Kamis (11/2) Program Studi Sastra Arab FIB UGM menyelenggarakan studium generale dan inspiring alumni dengan tema “Berkarir di Kementerian Luar Negeri: Peluang dan Tantangan bagi Mahasiswa Sastra Arab”. Kegiatan ini diisi oleh 2 orang alumni Sastra Arab yang bekerja di Kementerian Luar Negeri, yakni Nikmatur Rahman Chaniago (Diplomat Ahli Pertama pada Direktorat Protokol) dan Desthy Umayah Adriani (Diplomat Ahli Pertama pada Direktorat Timur Tengah). Studium Generale dipandu oleh Garin Arivian Muhammad dari Sastra Arab angkatan 2020 selaku moderator acara.

Sastra Arab UGM merupakan salah satu program studi yang patut diperhitungkan dalam hal prestasi dan jejak kesuksesan dari para alumni. Rasa tidak percaya diri dan malu terhadap Program Studi Sastra Arab khususnya, harus mulai ditepis jauh-jauh. Bukan hal tidak mungkin bagi para alumni Sastra Arab bersaing bersama alumni program studi Hubungan Internasional dan lainnya dalam Kementerian Luar Negeri. Penguasaan bahasa asing sangat diperlukan ketika bekerja di Kementerian Luar Negeri, mencoba terus meningkatkan kapasitas diri dan perluas wawasan perihal pengetahuan umum dan politik luar negeri.

Kak Ago, begitulah Nikmatur Rahman Chaniago biasa disapa. Setelah lulus dari Sastra Arab UGM, beliau melanjutkan studi lanjut di The Australian National University jurusan centre of arabic and islamic studies. Setelah selesai menempuh pendidikan S-2, Kak Ago berniat mendaftar sebagai dosen di sastra arab UGM. Tetapi, hal yang menyebabkan hal tersebut tidak terlaksana. Pada akhirnya, Kak Ago mencoba untuk mendaftar dan bergabung di Kementerian Luar Negeri. “Well, you have to keep your option opens. Jangan terfokus hanya pada satu hal saja, it’s fine punya goal. Tapi, usahakan opsi lain tetap terbuka,” ujar Kak Ago.

Sharing session dari Kak Desthy diawali dengan pemaparan informasi perihal rekrutmen CPNS. Seleksi diawali dengan administrasi, kemampuan dasar, kompetisi bidang, pengumuman, pelatihan dasar ASN, dan Sekolah Dinas Luar Negeri/Sekolah Diplomat Junior. Wawancara ketika seleksi bukanlah hal yang sederhana, wawasan, perhatian terhadap isu-isu, tanggapan terhadap isu-isu, dan jawaban akan tantangan sebagai diplomat perempuan harus dijawab dengan tepat.  Sebagai seorang diplomat, mereka dituntut agar menjadi sosok yang generalist bukan spesialist. “Jangan cepet puas, jangan males, semuanya gak ada yang sia-sia,” ujar Kak Desthy.

Foto Dokumentasi :