Selasa (11/2), prodi Sastra Arab kembali mengadakan stadium general untuk menyambut semester baru. Tujuan diadakannya stadium general ini untuk memotivasi mahasiswa Sastra Arab dengan mendatangkan narasumber yang merupakan alumni dari Sastra Arab UGM. Stadium general kali ini mengusung tema “Melintas Batas, Menggapai Mimpi”. Tema yang diusung dimaksudkan untuk memberikan dorongan lebih kepada mahasiswa untuk dapat mencapai kesuksesan di masa depan. Stadium general yang diadakan di Auditorium Gedung Soegondo ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa aktif Sastra Arab. Stadim general dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Kaprodi Sastra Arab, Amir Ma’ruf M.Hum., kemudian dimulai dengan dipandu moderator, Variz M. Mirza, mahasiswa Sastra Arab angkatan 2018.
Narasumber yang mengisi stadium general kali ini adalah Arofah S.S., dan Arfi Hambali S.S. Beliau berdua merupakan alumni Sastra Arab UGM pada tahun 2012 dan tahun 2010. Untuk saat ini, Arofah bekerja sebagai pendamping PKH, Kementrian Sosial RI. Beliau juga masih menempuh S2 Ilmu Sastra di UGM. Arofah menjelaskan bagaimana ia membagi waktu, karena kuliah dan bekerja jika digabungkan berarti diri kita akan mendapatkan lelah yang lebih dari orang lain. Selain bekerja di Kementrian Sosial, beliau juga sebagai founder dari BLJ Group yang melakukan kegiatan usaha di bidang food dan fashion.
Selain itu, Arofah juga merupakan penerima beasiswa LPDP. Alasan yang mendasari ia mendaftar beasiswa LPDP adalah terbatasnya biaya yang dimiliki, membuat Arofah memutuskan mendaftar beasiswa LPDP. Tahap ke tahap ia lakukan mulai dari mencari informasi terkait pendaftaran beasiswa hingga mempersiapkan untuk tes TOEFL kurang lebih selama 6 bulan sebelum menghadapi seleksi.
Tak kalah dengan Arofah, Arfi Hambali juga menceritakan bagaimana menimba ilmu di Turki. Beliau juga menimba ilmu di Pondok Sulaimaniyah. Dari pondok inilah beliau mendapatkan kesempatan untuk mempelajari linguistik dan berangkat ke Turki. Beliau mengatakan bahwa pada awalnya ia tidak ada keinginan untuk kuliah karena tidak adanya dukungan dari keluarga. Namun, keinginannya untuk terus belajar membantunya untuk mendapatkan kesempatan memperkaya ilmu di Turki.
Arfi juga menjelaskan ketika ia belajar di Turki, ia banyak menerima pembelajaran informal karena di sana ia lebih mendalami topik Islamic Studies di Istanbul. Fasilitas yang diberikan dari pihak mereka pun sangat optimal serta dosen dan tenaga pendidik di sana juga memiliki sikap yang baik. Arfi sangat menekankan bahwa kita tidak perlu takut untuk bisa mencapai mimpi yang kita inginkan. Arfi juga memberikan beberapa tips untuk berani melintas batas (menimba ilmu di luar negeri), seperti mengetahui batas dari diri kita agar kita dapat mengetahui batas yang akan kita lampaui, mengetahui modal dan potensi yang ada, dan dapat kita kembangkan, dan memilih lingkungan yang baik yang dapat membentuk pribadai kita menjadi lebih baik dan memberikan kenyamanan di hati.